Bukan Lagi Wasilah, Orientasi Kemenag Fokus Pada Capai Tujuan Akhir

Jakarta (BMBPSDM)---Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama RI Muhammad Ali Ramdhani menegaskan bahwa arah dan orientasi program Kementerian Agama saat ini bermuara pada konsep Kemenag Berdampak. Artinya, tidak lagi berorientasi pada wasilah (perantara) melainkan pada ghayah atau tujuan akhir.
“Jika kita menelisik pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), di sana terdapat kata maslahat. Maknanya, apa pun yang kita bangun dan kerjakan harus berorientasi pada penciptaan kemaslahatan bagi masyarakat semua agama,” ujarnya di Jakarta, Senin (14/4/2025).
Menurut Kang Dhani --sapaan akrabnya--, dalam delapan program prioritas atau Asta Protas Kementerian Agama tidak secara eksplisit ditemukan akar moderasi beragama, karena sebagai upaya, sementara ujungnya adalah kerukunan umat.
“Maka, prioritas Menteri Agama tidak lagi menyebut upaya melainkan tujuan akhirnya yaitu kerukunan umat dan cinta kemanusiaan,” tegas Kang Dhani pada kegiatan Penguatan Moderasi Beragama dalam rangka Memperkuat Ukhuwah, Merajut Kerukunan Umat.
“Menteri Agama melakukan lompatan tidak pada output, outcome, dan benefit, tetapi langsung menuju impact,” sambungnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kegiatan yang bertajuk penguatan moderasi beragama input-nya terdiri dari man, material, method, machine, dan money. Output-nya adalah terselenggaranya kegiatan penguatan moderasi beragama, dan outcome-nya adalah terciptanya nilai-nilai moderasi beragama, benefit-nya terciptanya saling pengertian dan impact-nya kerukunan umat beragama.
“Lompatan-lompatan ini perlu kita cermati sebagai ruang agar kita tidak sekadar melaksanakan model-model moderasi beragama, tetapi juga mendorong ikhtiar-ikhtiar yang mampu menciptakan kerukunan umat beragama,” ungkapnya.
Senada dengan kang Dhani, Sekretaris BMBPSDM Ahmad Zainul Hamdi mengatakan penguatan moderasi beragama yang ingin dicapai di balik tajuk formal ini memastikan semakin terbangunnya chemistry di dalam satu tim.
“Kami bertugas memastikan bahwa seluruh pegawai dapat bekerja secara profesional, sekaligus tetap menjaga passion masing-masing individu terjaga dengan baik,” terangnya.
Selain itu, ia juga menyebut hal penting yaitu mutual trust. Menurutnya, di antara tim tidak boleh ada hambatan dalam berkomunikasi. “Saya ingin memastikan jalur dan alur komunikasi kita semua tetap terjaga dengan baik,” pungkasnya.
Barjah